Terkini.id, Jakarta– Istri Kadiv Propan Irjen Ferdy Sambo yakni Putri Candrawathi, disebut sedang mendapatkan perawatan Intensif setelah peristiwa penembakan yang menewaskan Brigjen J.
Mengutip dari detik.com. Arman Hanis selaku Tim Kuasa Hukum keluarga Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo, menyebut istri Ferdy Sambo harus menjalani perawatan intensif. Hal tersebut dikarenakan dampak psikologis yang dialaminya.
“Jadi kondisi klien kami saat ini dalam perawatan intensif terkait mengenai dampak psikologis yang beliau alami jadi saat ini seperti itu,” ucapnya, Jumat 15 Juli 2022.
Ia pun sangat mengharapkan agar para rekan-rekan media dapat berempati.
“Kami selaku kuasa hukum korban berharap empati dari rekan-rekan media, sangat berharap empati. Sambil sama-sama kita menunggu hasil penyelidikan tim yang dibentuk oleh Bapak Kapolri (Jenderal Listyo Sigit Prabowo),” katanya.
- Mantan Hakim Agung Sebut Tidak Ada Bharada E, Tidak Ada Kematian
- Mantan Panglima TNI Sebut Ferdy Sambo Dapat Kembali Jadi Anggota Polri
- Kamaruddin Simanjuntak Akui Sempat Dapat 'Tawaran' Dari Ferdy Sambo
- Kesaksian Bripka Ricky Rizal: Brigadir J Sempat Bicara Empat Mata dengan Putri Candrawathi
- Koleksi Tas Putri Candrawathi Istri Sambo Jadi Sorotan Saat Proses Rekonstruksi
Tidak hanya itu saja, ia juga menuturkan bahwa kondisi ketiga anak Irjen Ferdy Sambo tentunya akan menimbulkan dampak yang besar jika para media tidak menerapkan kode etik jurnalistik.
“Itu harapan kami sebagai pihak yang mewakili keluarga. Bagaimana pun keluarga mempunyai anak tiga orang yang masih berusia muda dan ini yang menimbulkan dampak luar biasa apabila teman pers tidak mengindahkan kode etik jurnalistik,” tuturnya.
Seperti yang diketahui, Istri Irjen Ferdy Sambo sempat mendapatkan penanganan dari psikolog. Novita Tandry selaku psikolog istri Irjen Ferdy Sambo mengatakan bahwa kondisi istri dan Irjen Ferdy Sambo memiliki trauma yang berat.
“Saya baru bertemu semalam, konseling selama 1,5 jam. Beliau ya benar-benar dalam kondisi trauma,” ucapnya, Rabu 13 Juli 2022.
“Dampak psikologis besar sekali, apalagi menjadi saksi saat penembakan tersebut,” sambung Novita.