Prajurit TNI Gugur dalam Kontak Tembak dengan KKB, Natalius Pigai Kritik Kebijakan Jokowi

Prajurit TNI Gugur dalam Kontak Tembak dengan KKB, Natalius Pigai Kritik Kebijakan Jokowi

R
Resty

Penulis

Terkini.id, JakartaNatalius Pigai mengomentari soal gugurnya satu prajurit TNI dalam kontak tembak antara Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua dengan aparat gabungan TNI-Polri di Distrik Kwirok, Pegunungan Bintang pada Selasa pagi, 21 September 2021.

Dalam tanggapannya, mantan Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) itu mengkritik kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terhadap Papua selama ini.

Awalnya, Natalius Pigai menyampaikan bahwa Jakarta, dalam hal ini Pemerintah Pusat, sebaiknya membuka dialog dengan Papua secepat-cepatnya.

“Pemerintah Pusat harus ciptakan perdamaian abadi di Papua,” katanya pada Selasa, 21 September 2021.

Natalius Pigai menyinggung bahwa peristiwa memilukan yang kerap terjadi di Papua ini hampir sama latar belakang kasusnya dengan masalah di negara, seperti India, Rusia, Somalia, dan Afghanistan.

Baca Juga

Masalah-masalah ini, lanjutnya telah membuktikan bahwa negara-negara modern dengan kekuatan alutsista modern pun tidak pernah menang melawan satu wilayah dengan komunitas suku dan agama yang berbeda.

“Gerakan perlawanan di Papua cenderung solid dan makin solid karena perasaan penderitaan yang sama, lama, dan menua,” ujar Natalius Pigai.

Oleh sebab itu, ia merasa khawatir bahwa dominasi Jawa yang mengeruk kekayaan alam, merampas lahan-lahan ekonomi, politik, dan pemerintahan, disertai pembunuhan yang kejam pada rakyat Papua akan memancing masifnya kebencian terhadap rakyat sipil yang mengadu nasib di Papua.

Natalius Pigai lantas mengingatkan bahwa positioning politik Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang mengancam warga migran di Papua sedang mengarah ke arah itu.

Maka, ia menyarankan agar negara jangan asal menerima politik pendudukan Pemerintah Jokowi melalui pemekaran, penetrasi ekonomi, serta hegemoni sipil dan militer.

“Kebijakan-kebijakan tersebut cenderung destruktif terhadap imajinasi kebangsaan pernah terbangun di Papua yang saat ini makin meredup,” kata Natalius Pigai.

“Sedangkan makin menguat adalah imajinasi nasionalisme Papua sebagai perasaan penderitaan yang sama (nation ets le desire de vivre ensemble) Hans kohn,” tambahnya.

Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.